BI Siap Luncurkan Stablecoin Indonesia Digital Rupiah Berbacking Surat Berharga Negara
Bank Indonesia Siap Hadirkan Stablecoin Nasional, Dukung Transformasi Digital Ekonomi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan langkah
progresif bank sentral dalam memperkuat transformasi keuangan digital
Indonesia. Dalam gelaran Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia
& Indonesia Fintech Summit and Expo 2025 yang berlangsung di
Jakarta, Perry menyatakan komitmen BI untuk meluncurkan sekuritas digital bank
sentral—sebuah terobosan yang disebut sebagai “stablecoin versi Indonesia”.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar BI yang
tidak hanya mengembangkan Digital Rupiah, tetapi juga menghadirkan instrumen
turunannya berupa sekuritas digital dengan underlying Surat Berharga Negara
(SBN). Perry menegaskan, “Kami akan menerbitkan sekuritas BI dalam format
digital, dengan Digital Rupiah sebagai basis dan SBN sebagai aset
pendukung—inilah wujud stablecoin nasional Indonesia.”
Tiga Pilar Strategi BI dalam Memperkuat Ekosistem Keuangan Digital
BI akan berfokus pada tiga pilar utama dalam memperkuat
ekosistem keuangan digital, yaitu:
- Memperluas
akseptasi dan inovasi layanan digital
- Memperkuat
struktur industri keuangan nasional
- Menjaga
stabilitas sistem keuangan digital di tengah percepatan adopsi teknologi
Apa Itu Stablecoin dan Mengapa Penting?
Stablecoin merupakan aset digital yang nilainya dikaitkan
dengan mata uang fiat seperti dolar AS atau aset stabil lainnya. Berbeda dengan
cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ethereum yang fluktuatif, stablecoin
menawarkan stabilitas nilai, sehingga cocok digunakan sebagai alat transaksi
dan penyimpan nilai dalam ekosistem digital.
Tren Stablecoin Global: Dari Visa hingga Negara-Negara
Lain
Adopsi stablecoin di tingkat global terus menanjak. Laporan
State of Crypto 2025 dari a16zcrypto mengungkapkan bahwa stablecoin telah
menjadi tulang punggung transaksi on-chain, dengan volume tahunan mencapai
US$46 triliun—hampir menyamai raksasa pembayaran seperti Visa dan PayPal.
Sementara itu, Citigroup dalam risetnya pada April 2025
memprediksi bahwa tahun-tahun mendatang akan menjadi momen “ChatGPT-nya
blockchain”, terutama di sektor keuangan dan pemerintahan, didorong oleh
kejelasan regulasi di Amerika Serikat.
Beberapa negara pun tak mau ketinggalan. Kyrgyzstan baru
saja meluncurkan stablecoin nasional KGST yang dipatok 1:1 dengan mata uang
lokalnya. Jepang juga mencatatkan sejarah dengan meluncurkan JPYC, stablecoin
berbasis yen pertama di dunia.
Dampak dan Peluang Stablecoin Indonesia
Kehadiran stablecoin nasional dapat mempercepat inklusi
keuangan, meningkatkan efisiensi transaksi, dan membuka peluang investasi
digital yang lebih aman dan terjamin. Dengan dukungan penuh dari BI, langkah
ini juga dapat memperkuat posisi Indonesia di peta ekonomi digital global.
Dengan demikian, langkah BI tidak hanya sekadar mengikuti
tren, tetapi juga membangun fondasi sistem keuangan masa depan yang lebih
inklusif, andal, dan berdaya saing.