Buka Kripto
News Update
Loading...
Loading crypto prices...

Rabu, 22 Oktober 2025

Cara Menemukan Koin Sebelum Terdaftar di Binance atau Coinbase

Cara Menemukan Koin Sebelum Terdaftar di Binance atau Coinbase

Cara Menemukan Koin Sebelum Terdaftar di Binance atau Coinbase


Dalam dunia kripto yang bergerak cepat, mendapatkan informasi lebih awal bisa menjadi keuntungan besar. Banyak trader sukses bukan hanya karena keberuntungan, tetapi karena kemampuan mereka membaca tren dan menemukan token sebelum dirilis di bursa besar seperti Binance atau Coinbase. Artikel ini akan membahas langkah-langkah dan alat terbaik untuk menemukan koin potensial sebelum listing besar, serta bagaimana AI dan data on-chain membantu mempercepat proses analisis.


Mengapa Penting Menemukan Koin Sebelum Listing

Ketika sebuah token akhirnya terdaftar di Binance atau Coinbase, harga biasanya langsung melonjak karena likuiditas meningkat dan minat investor memuncak. Inilah sebabnya mengapa menemukan koin lebih awal dapat memberikan potensi keuntungan besar. Namun, langkah ini juga memerlukan riset mendalam, analisis data, serta kemampuan membedakan proyek potensial dari sekadar hype.

Saat ini, dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, Gemini, atau Claude, trader dapat melakukan riset pasar, memantau sentimen komunitas, dan menganalisis data on-chain lebih cepat dibandingkan cara manual.


1. Ikuti Aktivitas Komunitas Kripto

Salah satu sumber sinyal paling awal datang dari komunitas. Platform seperti X (Twitter), Reddit, Discord, dan Telegram sering menjadi tempat pertama di mana proyek baru diperkenalkan.

  • Twitter (X): Ikuti akun investor besar dan peneliti kripto. Gunakan fitur pencarian lanjutan untuk menemukan token baru, misalnya dengan kata kunci seperti “AI token presale” atau “RWA project launch”.

  • Discord dan Telegram: Grup-grup ini sering mengadakan sesi Ask Me Anything (AMA) bersama tim pengembang. Di sinilah kamu bisa mengetahui proyek-proyek yang belum ramai dibicarakan.

  • Reddit: Subreddit seperti r/CryptoMoonShots sering membagikan proyek dengan kapitalisasi kecil yang memiliki potensi besar. Carilah thread dengan upvote tinggi dan analisis yang mendalam.

💡 Tips tambahan: Gunakan alat seperti LunarCrush untuk menganalisis sentimen sosial, atau masukkan data percakapan komunitas ke AI seperti ChatGPT dengan prompt seperti “Analisis sentimen positif/negatif tentang token [nama token] di Twitter.”


2. Pantau Launchpad dan Presale

Sebelum token masuk ke bursa terpusat (CEX), biasanya proyek mengadakan tahap pendanaan seperti IDO (Initial DEX Offering), IEO (Initial Exchange Offering), atau presale.

Platform seperti Binance Launchpad, Seedify, dan DAO Maker adalah tempat terbaik untuk menemukan proyek awal yang berpotensi besar. Misalnya, pada jaringan Solana, platform seperti Pump.fun menjadi tempat munculnya banyak memecoin baru seperti Bonk (BONK) yang sempat mencetak keuntungan besar dari harga awal yang sangat kecil.

Kamu juga bisa:

  • Mengecek kalender IDO/IEO di situs seperti CryptoRank atau ICOBench.

  • Memeriksa tokenomics proyek, terutama distribusi token. Hindari proyek yang terlalu banyak dialokasikan untuk tim inti (lebih dari 50%).

  • Perhatikan mekanisme burn atau buyback yang bisa menjaga harga token di masa depan.


3. Analisis Data On-chain dan Aktivitas Pasar

Keunggulan utama blockchain adalah transparansi. Dengan memantau data on-chain, kamu bisa melihat pola pergerakan wallet, pertumbuhan jumlah holder, dan aktivitas transaksi secara real time.

Beberapa alat penting untuk riset ini:

  • Etherscan (Ethereum) atau Solscan (Solana) untuk melacak jumlah wallet yang memegang token baru. Pertumbuhan signifikan (misalnya 5.000 wallet baru dalam sebulan) bisa menjadi sinyal adopsi.

  • Nansen dan Arkham Intelligence untuk melihat pergerakan dana besar atau wallet milik venture capital (VC).

  • DEXTools dan DexScreener untuk memantau volume perdagangan token di DEX seperti Uniswap atau Raydium.

💡 Tips tambahan:
Pasang alert volume di DEXTools agar kamu tahu ketika token mengalami lonjakan volume lebih dari 200% dalam satu jam — ini sering menandakan momentum sebelum listing.


4. Pelajari Pola dan Pengumuman Bursa

Bursa besar seperti Binance dan Coinbase memiliki pola tertentu dalam memilih token yang akan dilisting.

  • Binance Innovation Zone sering menampilkan proyek yang terkait dengan ekosistem BNB atau teknologi inovatif seperti AI oracles dan DeFi infra.

  • Coinbase Asset Hub lebih fokus pada kepatuhan regulasi dan proyek yang sesuai dengan standar AS, seperti Render (RNDR).

Pantau akun media sosial resmi dan blog mereka. Kadang, hanya satu repost atau teaser dapat menjadi sinyal awal listing. Sejarah menunjukkan bahwa Binance sering menyukai memecoin hype seperti Dogecoin, sedangkan Coinbase lebih memilih proyek dengan fundamental kuat dan audit keamanan.


5. Gunakan AI dan Tren Makro untuk Keputusan Cerdas

AI bukan sekadar alat bantu riset, tapi bisa menjadi keunggulan kompetitif. Gunakan LLM (Large Language Model) seperti ChatGPT untuk:

  • Menganalisis whitepaper proyek baru.

  • Menyimpulkan peta jalan (roadmap) proyek secara cepat.

  • Mendeteksi anomali dalam kontrak pintar atau pola transaksi mencurigakan.

Selain itu, pahami tren makro yang mendominasi pasar kripto tahun 2025, seperti:

  • Token AI (Artificial Intelligence)

  • RWA (Real World Assets)

  • DeFi (Decentralized Finance)

  • Memecoin dan Decentralized Physical Infrastructure Network (DePIN)

💡 Proyek yang didukung oleh investor besar seperti a16z, Sequoia, atau Animoca Brands biasanya berpotensi mendapat listing lebih cepat di bursa utama.


Waspadai Risiko dan Penipuan

Tidak semua proyek baru adalah peluang emas. Banyak kasus rug pull dan fake presale yang menipu investor. Untuk menghindari kerugian:

  • Gunakan alat seperti RugDoc atau Honeypot.is untuk memeriksa keamanan kontrak token.

  • Jangan alokasikan lebih dari 1–2% portofolio pada proyek baru.

  • Waspadai tautan phishing yang meniru situs resmi launchpad.


Kesimpulan

Menemukan koin sebelum terdaftar di Binance atau Coinbase membutuhkan kombinasi antara riset mendalam, pemantauan komunitas, analisis on-chain, dan bantuan AI. Tidak ada cara instan, tetapi dengan strategi yang tepat dan kewaspadaan tinggi, kamu bisa menjadi salah satu dari sedikit trader yang “naik kapal lebih awal” sebelum token menjadi populer.

Kunci suksesnya ada pada kedisiplinan, ketelitian, dan kemampuan membaca tren pasar lebih cepat dari orang lain. Dunia kripto bergerak cepat — dan di sinilah peluang besar menunggu mereka yang siap melangkah lebih dulu.

Kamis, 16 Oktober 2025

Cara Membaca Chart Crypto untuk Pemula

Cara Membaca Chart Crypto untuk Pemula

Cara Membaca Chart Crypto untuk Pemula

Membaca chart crypto atau grafik harga kripto di tahun 2025 bukan lagi hal yang sulit, bahkan bagi pemula sekalipun. Dengan memahami pola, indikator, dan alat analisis yang tepat, kamu dapat mengenali tren pasar, mengantisipasi pergerakan harga, dan membuat keputusan trading yang lebih cerdas.


Apa Itu Chart Crypto?

Chart crypto adalah representasi visual dari pergerakan harga aset kripto dalam jangka waktu tertentu. Melalui chart, trader dapat mempelajari perilaku pasar, mengukur volatilitas, serta menemukan peluang trading potensial.
Komponen utama dari sebuah chart crypto mencakup:

  • Sumbu X (Horizontal): Menunjukkan rentang waktu—mulai dari per menit hingga per bulan.

  • Sumbu Y (Vertikal): Menunjukkan tingkat harga, bisa dalam skala linear atau logaritmik. Skala logaritmik lebih cocok untuk analisis jangka panjang karena menunjukkan perubahan harga dalam persentase, bukan nominal.

  • Volume Bar: Terletak di bawah chart dan menunjukkan seberapa besar aktivitas pasar. Volume yang tinggi biasanya memperkuat validitas pergerakan harga.

Jenis chart yang paling sering digunakan meliputi:

  • Candlestick Chart: Paling populer karena menampilkan data Open, High, Low, Close (OHLC) secara detail.

  • Line Chart: Menghubungkan harga penutupan untuk memberikan gambaran tren cepat.

  • Bar Chart: Alternatif dari candlestick dengan tampilan sederhana namun tetap informatif.

Menariknya, kini beberapa chart modern juga mengintegrasikan data on-chain, seperti aktivitas wallet atau total value locked (TVL), untuk analisis yang lebih mendalam.


Lima Pola Chart Paling Populer di Trading Crypto

Mengenali pola chart (chart pattern) adalah langkah penting untuk memprediksi arah pasar. Pola ini terbentuk dari perilaku psikologis pelaku pasar—rasa takut, rakus, dan keraguan—yang menciptakan bentuk-bentuk khas pada grafik harga.
Berikut lima pola chart paling penting yang wajib dipahami oleh setiap trader crypto di 2025.


1. Head and Shoulders


Pola head and shoulders memiliki tiga puncak: dua puncak kecil (bahu) dan satu puncak besar di tengah (kepala). Versi terbaliknya disebut inverse head and shoulders, menandakan potensi pembalikan naik (bullish reversal).

📈 Cara Membaca:
Jika volume menurun pada bahu kanan dan harga menembus garis “neckline”, hal itu mengindikasikan perubahan tren.
📊 Contoh:
Pada awal 2025, Cardano (ADA) membentuk pola head and shoulders setelah euforia upgrade tata kelola, menandakan fase koreksi jangka pendek.


2. Double Top dan Double Bottom

Pola ini berbentuk huruf M (double top) atau huruf W (double bottom).

  • Double top menandakan potensi pembalikan turun (bearish reversal).

  • Double bottom menunjukkan peluang pembalikan naik (bullish reversal).

📈 Contoh Kasus:
Dogecoin (DOGE) sempat membentuk pola double top pada pertengahan 2025 setelah lonjakan harga akibat tren media sosial, yang diikuti dengan koreksi tajam.


3. Triangle Pattern

Pola segitiga (triangle) terbentuk dari garis tren yang saling mendekat. Ada tiga jenis utama:

  • Ascending triangle (biasanya bullish)

  • Descending triangle (biasanya bearish)

  • Symmetrical triangle (netral)

📊 Contoh Nyata:
Pada awal 2025, Ethereum (ETH) membentuk symmetrical triangle di tengah ketidakpastian regulasi DeFi. Setelah kejelasan regulasi muncul, harga ETH pun menembus ke atas dan melanjutkan tren bullish.


4. Flag dan Pennant


Pola flag dan pennant muncul setelah pergerakan harga tajam diikuti konsolidasi singkat.

  • Flag terlihat seperti kanal kecil sejajar.

  • Pennant tampak seperti segitiga kecil.

Keduanya menandakan pasar hanya “beristirahat” sebelum melanjutkan tren utamanya.

📈 Contoh:
Pada 2025, Solana (SOL) menampilkan pola bullish flag ketika ekosistemnya berkembang pesat berkat peluncuran proyek DeFi baru.


5. Wedge Pattern

Pola wedge terbentuk ketika harga bergerak dalam tren yang semakin sempit.

  • Rising wedge biasanya sinyal bearish.

  • Falling wedge umumnya sinyal bullish.

📊 Contoh:
Saat euforia pasar meningkat, Arbitrum (ARB) membentuk pola rising wedge sebelum akhirnya terkoreksi tajam, memperkuat sinyal pembalikan tren.


Indikator Penting untuk Analisis Tren

Agar analisis chart semakin akurat, trader juga perlu memahami indikator teknikal berikut:

  • Moving Average (SMA & EMA): Menunjukkan arah tren. Persilangan antara garis EMA jangka pendek dan SMA jangka panjang sering menjadi sinyal beli atau jual.

  • Relative Strength Index (RSI): Mengukur tingkat jenuh beli (overbought >70) dan jenuh jual (oversold <30).

  • MACD (Moving Average Convergence Divergence): Mengidentifikasi perubahan momentum melalui perpotongan antara garis MACD dan garis sinyal.

  • Bollinger Bands: Mendeteksi volatilitas dan potensi breakout ketika harga menyentuh batas atas atau bawah band.

  • Volume Analysis: Kenaikan volume saat breakout menandakan pergerakan yang valid, sementara volume rendah bisa menjadi tanda palsu (false breakout).

💡 Fakta Menarik:
Banyak trader profesional menganggap volume sebagai “detak jantung” pasar. Volume yang tinggi menegaskan kekuatan tren, sementara volume rendah bisa menandakan pasar kehilangan tenaga.


Tips Manajemen Risiko

Trading kripto di era AI dan regulasi baru menuntut disiplin tinggi. Berikut beberapa praktik terbaik yang bisa diterapkan:

  1. Gunakan stop-loss di setiap posisi untuk menghindari kerugian besar.

  2. Jangan terbawa FOMO (Fear of Missing Out) — tren hype sering berakhir dengan koreksi tajam.

  3. Gabungkan analisis teknikal dan fundamental, termasuk berita pasar dan sentimen komunitas.

  4. Lakukan backtesting terhadap strategi yang kamu gunakan dengan data historis.

Dengan manajemen risiko yang matang, kamu bisa bertahan dalam fluktuasi pasar kripto yang sangat cepat berubah.


Kesimpulan

Memahami cara membaca chart crypto di tahun 2025 adalah langkah dasar namun vital bagi siapa pun yang ingin sukses dalam dunia aset digital. Dengan mengenali pola harga, memahami indikator utama, dan menjaga disiplin trading, kamu dapat mengambil keputusan dengan lebih percaya diri — tanpa harus bergantung sepenuhnya pada sinyal orang lain.

Dunia crypto memang penuh peluang, tapi hanya mereka yang paham chart dan memiliki strategi matang yang mampu bertahan dan berkembang.

Minggu, 12 Oktober 2025

Trader Kripto Salahkan Tarif Trump ke China

Trader Kripto Salahkan Tarif Trump ke China

Trader Kripto Salahkan Tarif Trump ke China, Kepanikan Pasar Kripto Setelah Tarif Baru Trump

Pasar kripto mengalami penurunan tajam pada Jumat lalu setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif impor 100% terhadap China. Para trader ritel langsung menuding kebijakan ini sebagai penyebab utama turunnya harga aset digital, termasuk Bitcoin (BTC).

Namun, menurut platform analisis Santiment, perilaku tersebut hanyalah bentuk dari kebutuhan psikologis untuk mencari “alasan tunggal” atas penurunan besar yang terjadi. “Ini adalah perilaku rasionalisasi umum dari trader ritel yang berusaha menjelaskan penurunan besar pasar dengan satu peristiwa tunggal,” tulis Santiment dalam laporannya.


Bitcoin Jatuh Hingga $102.000 di Binance

Harga Bitcoin anjlok lebih dari 10% dalam 24 jam, bahkan sempat menyentuh $102.000 di pasar berjangka Binance setelah pengumuman tarif Trump. Berdasarkan data CoinMarketCap, Bitcoin kini diperdagangkan di kisaran $109.910, turun lebih dari 10% dalam sepekan terakhir.

Santiment mencatat lonjakan besar dalam diskusi komunitas kripto di media sosial yang menyoroti ketegangan antara AS dan China. Setelah penurunan harga, para trader berbondong-bondong menyimpulkan bahwa kebijakan tarif tersebut menjadi penyebab utama penurunan pasar.


Analis: Leverage Berlebih Jadi Pemicu Utama

Meskipun ketegangan geopolitik menjadi pemicu, analis dari The Kobeissi Letter menilai penurunan pasar tidak hanya disebabkan oleh tarif Trump. Mereka menyebut adanya leverage berlebih dan risiko tinggi di pasar kripto sebagai penyebab utama.

Data menunjukkan lebih dari $16,7 miliar posisi long dilikuidasi, sementara posisi short hanya sekitar $2,5 miliar, dengan rasio hampir 7 banding 1. Ketidakseimbangan ini membuat pasar sangat rentan terhadap tekanan jual, sehingga memicu gelombang likuidasi besar-besaran.


Hubungan AS–China Jadi Faktor Penentu Arah Pasar

Santiment memperkirakan bahwa perkembangan hubungan antara AS dan China akan menjadi faktor utama dalam menentukan arah pasar kripto dalam jangka pendek. Jika pertemuan antara Trump dan Presiden Xi Jinping menghasilkan kabar positif, sentimen investor ritel terhadap aset kripto kemungkinan akan membaik.

Namun, jika hubungan kedua negara memburuk, pasar berpotensi menghadapi gelombang pesimisme baru. “Jika ketegangan meningkat, bersiaplah melihat prediksi Bitcoin di bawah $100.000 bermunculan,” tulis Santiment.

Santiment juga menegaskan bahwa Bitcoin kini berperilaku lebih seperti aset berisiko daripada aset lindung nilai, terutama di tengah ketegangan geopolitik global.


Indeks Ketakutan Pasar Kripto Turun Drastis

Dampak sentimen negatif juga terlihat pada Crypto Fear & Greed Index, yang anjlok ke level 27 (Fear) pada Sabtu, turun tajam dari posisi 64 (Greed) sehari sebelumnya. Penurunan 37 poin ini menjadi yang terendah dalam enam bulan terakhir, menandakan meningkatnya ketakutan dan ketidakpastian di kalangan investor.


Kesimpulan

Krisis pasar kripto yang terjadi tidak hanya dipicu oleh tarif Trump terhadap China, tetapi juga oleh struktur pasar yang penuh risiko akibat leverage tinggi. Para analis memperingatkan bahwa situasi ini bisa terus berlanjut jika ketegangan geopolitik meningkat.

Dalam jangka pendek, semua mata tertuju pada perkembangan negosiasi AS–China, yang akan menjadi penentu utama arah pergerakan harga Bitcoin dan pasar kripto global.

Sabtu, 11 Oktober 2025

Bitcoin Anjlok ke $102K Setelah Tarif Trump untuk China

Bitcoin Anjlok ke $102K Setelah Tarif Trump untuk China

Bitcoin Anjlok ke $102.000 di Binance Setelah Trump Umumkan Tarif 100% untuk China

Harga Bitcoin kembali merosot tajam setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif impor sebesar 100% terhadap China. Pengumuman tersebut sontak mengguncang pasar global dan memicu kekhawatiran baru di sektor perdagangan serta pasar aset digital.

Menurut data dari Binance, harga Bitcoin (BTC) dalam pasangan perpetual futures sempat anjlok ke level $102.000, menandai titik terendah dalam tiga bulan terakhir. Di sisi lain, harga spot Bitcoin di Coinbase juga turun drastis hingga menyentuh $107.000.

Baca juga berita terbaru seputar pergerakan harga Bitcoin di: 👉 BukaKripto - Label Bitcoin


Dampak Langsung Tarif 100% Terhadap China

Trump menjelaskan bahwa kebijakan tarif ini merupakan respons atas langkah China yang berencana membatasi ekspor mineral tanah jarang (rare earth minerals) — komponen vital dalam pembuatan chip komputer. Dalam pernyataannya di platform Truth Social, Trump menilai langkah China tersebut sebagai “sangat agresif” dan berpotensi mengganggu rantai pasokan global.

Kebijakan ini menciptakan tekanan besar di pasar keuangan, termasuk pasar kripto. Para analis menilai pengumuman tarif ini menjadi pemicu kepanikan yang menyebabkan likuidasi besar-besaran pada posisi long di pasar berjangka. Berdasarkan data dari CoinGlass, total likuidasi pasar kripto dalam 24 jam terakhir mencapai $9,4 miliar, dengan $7,15 miliar di antaranya berasal dari posisi long leverage.


Dampak pada Pasar Kripto Global

Tak hanya Bitcoin, pasar altcoin juga ikut merasakan tekanan besar. Harga Ethereum (ETH) anjlok ke kisaran $3.500, sementara Solana (SOL) turun tajam hingga di bawah $140 pada pasangan futures di Binance.

Laporan dari Hyblock Capital menyebutkan bahwa leverage ganda (2x leverage) di sebagian besar altcoin “benar-benar terhapus.” Kondisi ini menandakan aksi jual besar-besaran yang diikuti oleh penurunan minat investor jangka pendek.

Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global kini berada di level $3,64 triliun, mencatat penurunan sebesar 11,8% dalam 24 jam terakhir.


Hubungan Antara Tarif dan Infrastruktur Teknologi

Tarif impor yang diumumkan Trump bukan hanya persoalan dagang biasa. Kebijakan tersebut berpotensi mengganggu akses terhadap elemen penting dalam produksi semikonduktor, termasuk material untuk industri AI, komputasi performa tinggi, dan penambangan kripto (crypto mining).

Dengan China yang menjadi salah satu pemasok utama mineral tanah jarang, ketegangan ini bisa memperparah kelangkaan chip global. Akibatnya, biaya produksi perangkat keras meningkat, termasuk rig mining kripto, yang dapat memengaruhi profitabilitas penambangan Bitcoin di masa depan.


Reaksi Pasar dan Prediksi Ke Depan

Beberapa analis memperingatkan bahwa situasi ini dapat menyeret pasar ke fase konsolidasi jangka menengah. Sentimen investor saat ini berada pada level “waspada,” dengan banyak pihak menunggu perkembangan lebih lanjut dari hubungan dagang AS-China.

Meski volatilitas tinggi, sebagian investor jangka panjang melihat peluang membeli di harga bawah (buy the dip), mengingat fundamental Bitcoin tetap kuat. Namun, faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi global masih menjadi penentu utama arah pasar dalam waktu dekat.


Kesimpulan

Penurunan harga Bitcoin ke $102.000 menjadi bukti nyata bahwa pasar kripto sangat sensitif terhadap kebijakan ekonomi global, khususnya yang melibatkan dua kekuatan besar dunia — Amerika Serikat dan China. Kebijakan tarif 100% dari Trump bukan hanya memicu gejolak pasar saham, tetapi juga mengguncang pasar aset digital secara keseluruhan.

Untuk mendapatkan berita dan analisis terbaru seputar Bitcoin dan pasar kripto, kunjungi:
🔗 https://www.bukakripto.com/search/label/Bitcoin

Sabtu, 04 Oktober 2025

Celah Keamanan di Unity Android Bisa Menguras Dompet Kripto Gamer

Celah Keamanan di Unity Android Bisa Menguras Dompet Kripto Gamer

Celah Keamanan di Unity Android Bisa Menguras Dompet Kripto Gamer – Begini Cara Melindungi Diri

Platform gim populer Unity dilaporkan tengah menghadapi kerentanan serius pada perangkat Android. Menurut beberapa sumber, celah ini memungkinkan pihak ketiga menyisipkan kode berbahaya ke dalam gim berbasis Unity, yang berpotensi mengincar dompet kripto para pemain.

Kerentanan Unity: Ancaman Sejak 2017

Sumber yang dikutip menyebutkan bahwa kerentanan ini telah memengaruhi proyek sejak tahun 2017. Meskipun dampak terbesarnya terjadi pada Android, sistem operasi lain seperti Windows, macOS, dan Linux juga terindikasi terdampak dalam skala berbeda.

Unity saat ini mulai mendistribusikan patch keamanan dan alat perbaikan khusus kepada mitra terpilih. Namun, panduan resmi bagi publik baru akan diumumkan dalam waktu dekat. Pihak Google turut mengonfirmasi bahwa mereka mengetahui masalah ini. Google Play sendiri berkomitmen mendukung pengembang agar segera merilis versi aplikasi yang telah diperbarui.

Mengapa Hal Ini Berbahaya untuk Dompet Kripto?

Celah keamanan tersebut disebut sebagai “in-process code injection”. Meski belum dipastikan bisa mengambil alih perangkat sepenuhnya, para ahli memperingatkan bahwa kode berbahaya dapat digunakan untuk:

  • Membuat overlay palsu

  • Merekam input pengguna

  • Melakukan screen scraping

Aktivitas berbahaya ini bisa digunakan untuk mencuri kata sandi, seed phrase, maupun kredensial pribadi dari dompet kripto pengguna. Jika tidak segera ditangani, risiko bisa meningkat hingga kompromi penuh pada perangkat Android.

Unity, Mesin Gim Paling Populer di Dunia

Unity Technologies, yang berbasis di San Francisco, adalah pengembang di balik mesin gim Unity. Saat ini, lebih dari 70% dari 1.000 gim mobile teratas menggunakan Unity, serta lebih dari 50% gim baru di platform seluler juga dikembangkan dengan teknologi ini. Besarnya ekosistem inilah yang membuat kerentanan ini menjadi perhatian besar bagi industri.

Cara Melindungi Dompet Kripto Anda

Untuk meminimalisasi risiko, para pakar keamanan menyarankan beberapa langkah pencegahan berikut:

  1. Segera perbarui gim berbasis Unity
    Pastikan Anda mengunduh pembaruan resmi dari Google Play Store saat pengembang merilis patch.

  2. Hindari sideloading aplikasi
    Jangan memasang APK dari luar toko resmi. Aplikasi yang diunduh dari pihak ketiga rawan dimodifikasi dengan kode berbahaya dan tidak mendapatkan update keamanan otomatis.

  3. Periksa izin aplikasi
    Nonaktifkan izin berlebih, terutama layanan overlay atau aksesibilitas yang berjalan saat bermain gim.

  4. Pisahkan perangkat untuk kripto dan gim
    Sebaiknya gunakan perangkat berbeda untuk menyimpan dompet kripto Anda, sehingga aktivitas bermain gim tidak memengaruhi keamanan aset digital.

Kesimpulan

Kerentanan Unity di Android ini menjadi pengingat bahwa keamanan digital adalah aspek penting, terutama bagi gamer yang juga aktif di dunia kripto. Dengan langkah pencegahan yang tepat seperti memperbarui aplikasi, menghindari sideloading, serta memisahkan aktivitas kripto dari perangkat gaming, pengguna bisa mengurangi risiko pencurian aset digital.

Add Your Ads

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done